bLoG sYaMsI JuLiAnTo
Sabtu, 14 Juli 2012
sejarah voly
A. SEJARAH BOLA VOLI
Sejarah Perkembangan Bola Voli di Indonesia
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda.Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya.Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belandasendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah : .
1. UniSovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5. Kuba
6. Yunani
7. Polandia
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. MochamadSanusi, perbolavolian makinmeningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
Senin, 04 Juni 2012
salju di pagi hari
disaat ku terbangun dari tidu malamku
kutersadar kau telah ada didekatku
kau bangun kan aku dari tidurku
kau dingin membuat aku merasa panas
melihat tingkahmu yang begitu meminta perhatian dariku
tapi aku tak tau mengapa sikapmu berubah
apa sebabnya aku pun tak tau
kau bagaikan salju di pagi hari
yang tak mendapatkan panasnya sinar matahari
aku ingin memberikanmu kehangatan tapi ku tak bisa
aku memberikan mu panasnya pelukanmu untukku tapi kutakbisa
aku akan selalu memberikanmu yang terbaik
hanya untukmu cintaku
salju kini telah berganti
kuharap kau kembali ada didekatku
saat salju pagi datang di pagi hari nanti
Sabtu, 02 Juni 2012
Jumat, 01 Juni 2012
Judul/Title: Depan, Tentang,cerita rakyat,puisi*pantun,buku,download mp3*video,dan st setia
http://nama.blogspot.com/depan.html, http://nama.blogspot.com/tentang.html http://nama.blogspot.com/cerita rakyat.html,http://nama.blogspot.com/buku.html,http://nama.blogspot.com/puisi*pantun.html,http://nama.blogspot.com/download mp3*video.html,http://nama.blogspot.com/st setia.html.
Sabtu, 14 April 2012
lirik dan kunci gitar_radja_seandainya
Radja - Seandainya
Lirik dan chord Radja - Seandainya berasal dari blogmusikku.blogspot.com
C F
Engkau yang pernah mengisi cerita hidupku
C G
Engkau yang pernah memberikan aku cintamu
C F
Mengapa kini kau pergi tinggalkan diriku
C G
Setelah kau luluhkan hatiku untukmu
Em Am Em Am G F
Aku menyayangmu dan aku mencintaimu kekasihku
Reff :
C Am
Seandainya bila waktu dapat berubah
Dm G
Aku ingin ulang kisah yang pernah ada
C Am
Dan biarkan cinta basuh luka yang tersisa
Dm G
Agar ku terlupa dari rasa ku yang fana
Em A
Tapi kini semua tlah sirna
Dm G
Bersama bayangmu cintamu Dalam hidupku
C F
Engkau yang dulu slalu ada disisiku
C G
Engkau yang selalu bisikkan aku cintamu
C F
Mengapa kini kau pergi tinggalkan diriku
C G
Setelah kau luluhkan hatiku untukmu
Em Am Em Am G F
Aku menyayangmu dan aku mencintaimu kekasihku
Interlude : F G
Balik ke Reff
Coda : F
Lirik dan chord Radja - Seandainya berasal dari blogmusikku.blogspot.com
Selasa, 06 Maret 2012
perkembangan peserta didik
1.Konsep psikologi
Konsep psikologi adalah gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang menyangkut tentang tingkah laku manusia dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-pengalaman yang dialami. Psikologi menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Psikologi dipelajari untuk lebih mengenal diri sendiri dan orang lain. Setelah mengenal diri maka dia akan berusaha menyesuaikan dengan orang lain.
2.Pengertian Psikologi
Psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan dalam bentuk tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan lingkungan yang ditinjau dari fungsinya sebagai subjek, Psikologi bukan mempelajari jiwa, karena jiwa bersifat abstrak. Maka mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku tersebut merupakan pencerminan jiwa meskipun bukan pencerminan jiwa secara keseluruhan.
3.Hubungan Psikologi Dengan Ilmu Lain
Psikologi dengan ilmu lain sangat berkaitan dan bersifat timbal-balik.
1. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Sosiologi : Suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.
Mead dan Mazhab mengisyaratkan adanya suatu kemungkinan yang menarik bagi apa yang dinamakan “psikologi sosial”. Artinya suatu psikologi yang memperoleh perspektif-prespektif dasarnya dari suatu pemahaman sosiologis tentang kondisi manusia
1. Hubungan Psikologi dengan Antropologi
Sejak setengah abad lalu, di Amerika dan Inggris telah berkembang berbagai penelitian antropologi yang dalam analisisnya menggunakan banyak konsep psikologi. Tiga masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi:
1. ‘kepribadian bangsa’
2. Peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat
3. Nilai universal dalam
4. Persoalan ‘kepribadian bangsa’ à sesudah perang Dunia ke-1 à hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan.
Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an : Ahli antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak, masa itu dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat.
Hampir semua penelitian yang mendalami “kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa kanak-kanak.
Misalnya: orang jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa kanak-kanak
à perkembangannya, saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.
1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik
Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam bidang politik, terutama yang dinamakan “massa psikologi”. Penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya, golongan tertentu pada khususnya. Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkahlaku yang berpegang teguh pada tuntutan masyarakat.
1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Komunikasi
Psikologi komunikasi : ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengndalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Menurut Rahmat, komunikasi adalah peristiwa sosial/ peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain.
1. Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi mempelajari kehidupan jasmaniah manusia dan hewan,yang bila dilihat dari segi materialnya, terdapat bidang yang sama dengan psikologi, hanya saja objek formalnya berbeda. Objek formal biologi adalah kehidupan jasmaniah (fisik), sedangkan objek formal psikologi adalah kegiatan atau tingkah laku manusia.Menurut Bonner, perbedaan psikologi dan biologi adalah sebagai berikut. Psikologi merupakan ilmu yang subjektif (karena mempelajari pengindraan dan persepsi manusia sehingga manusia sebagai subjek/pelaku) sedangkan biologi adalah ilmu yang objektif(karena mempelajari manusia sebagai jasad/objek).
1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Alam
Pada permulaan abad ke-19 psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam. Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen. Objek penelitian psikologi: manusia dan tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkembang. Objek penelitian ilmu alam : benda mati .
1. Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Filsafat : hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia. Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi.
1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati . Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan. Demikian watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologis.Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan.
4.Sejarah Psikologi dan Psikologi Sebagai Ilmu Otonom
1. Psikologi sebagai bagian dari filsafat.
Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat, sehingga objeknya tetap hakikat jiwa,sementara metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Uraian oleh para filsuf abad pertengahan umumnya berkisar seputar ketubuhan dan kejiwaan. Pandangan ini digolongan menjadi dua hal yaitu:
Pandangan monism
Pandangan bahwa antara ketubuhan dan kejiwaan(antara aspek psikis dan fisik) tidak dapat dibedakan karena merupakan suatu kesatuan.
Pandangan dualism
Pandangan bahwa antara ketubuhan dan kejiwaan pada hakikatnya dapat berdiri sendiri, meskipun disadari antara ketubuhan dan kejiwaan merupakan suatu kesatuan.
Ø Masa Yunani
o Psikologi Plato
o Psikologi Aristoteles
Ø Masa abad pertengahan
o Psikologi Rene Descartes
o Psikologi John Locke
o Psikologi Leibniz
Ø Masa Renaisance
o Psikologi George Berkeley
o Psikologi David Hume
2. Psikologi sebagai bagian dari ilmu Faal
Ø Masa Pasca Renaisance
o Psikologi John Stuart Mill
3. Psikologi sebagai ilmu Otonom
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri dikukuhkan oleh Wilhem Wundt pada tahun 1879. Untuk menjadi ilmu pengetahuan yang otonom, maka pengetahuan itu harus mempunyai syarat, diantaranya :
a) Mempunyai objek
b) Mempunyai metode
c) Sistematis
d) Mempunyai sifat Universal
5.Aliran Psikologi
v Strukturalisme
Menurut Jean Piaget, struktur itu sulit dikenali karena mencakup bentuk-bentuk yang beragam sehingga sulit menampilkan sifat umum dan karena “struktur-stuktur” yang dirujuk memperoleh arti yang cenderung berbeda-beda.
Struktur adalah sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem (sebagai lawan dari sifat unsur-unsur) dan yang melindungi diri melalui peran tranformasi-transformasinya,tanpa keluar dari batas-batasnya atau menyebabkan masuknya unsur-unsur luar. Sifat yang mencakup sebuah struktur yaitu: totalitas, transformasi, dan pengaturan diri.
Tokoh psikologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt. Berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah “struktur” yang terdiri atas keadaan mental yang sederhana.
Ciri dari psikologi strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atas proses kesadaran yang dipandang terdiri dari elemen-elemen dasar,serta usahanya menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran tersebut.
v Aliran Fungsionalisme
Menurut Ash-Shadr, Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan dalam pikiran,proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis.
Aliran psikologi fungsionalisme pada intinya merupakan doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas,berfikir, beremosi, memersepsi dan mengindrai adalah aktivitas-aktivitas dari sebuah organisme hubungan fisik dan lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting.
v Aliran Psikoanalisa (Psikologi Dalam)
Bapak Psikoanalis adalah Sigmund Freud.Teori Freud menyatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadianyaitu:
§ Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia/pusat insting yang berprinsip pada kesenangan sendiri.
§ Ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas didunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dan tuntutan rasional dan realistik.
§ Super Ego berisi kata hati yang berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai nilai-nilai moral, sehingga merupakan kontrol atau sensor terhadap dorongan-dorongan yang datang dari Id.
v Aliran Psikologi Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti “bentuk” atau “Konfigurasi”, “hal”, “peristiwa”, “pola”, “totalitas” atau “bentuk keseluruahan”.
Max Wertheimer (1880-1943) berpendapat bahwa dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah unsur-unsurnya melainkan Gestalt (keseluruhan) dan tisap-tiap bagian tidak berarti dan bisa mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan kesatuan.
v Aliran Behaviorisme
Behaviorisme adalah sebuah aliran yang didirikan John B Watson (1878-1958) pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objektif dalam arti harus dipelajari sebagaimana ilmu pasti atau ilmu alam. oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya dapat diteliti melalui metode instrospeksi yang dianggap tidak objektif dan tidak ilmiyah. kemudian aliran ini digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner (1904-1968) yang terkenal dengan eksperimen operant conditioning dengan tikus .
Menururut pandangan Skinner, kepribadian pada dasarnya adalah sebuah fiksi. Orang melihat hanya apa yang orang lain lakukan dan mengerti menyimpulkan sifat-sifat yang mendasari (motif, emosi, dan kemampuan) yang ada sebenarnya dalam fikiran pengamat tersebut. Dia amat yakin bahwa psikologi hanya memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh orang lain. Sedangkan disposisi dalam diri seseorang tidak dapat dipakai sebagai penjelasan yang adekuat untuk menjelaskan perilaku orang lain
Namun demikian, sebenarnya sebelum J.B Watson mengemukakan aliran psikologi ini, sejumlah filusuf dan ilmuan sudah mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia, berdasarkan pendekatan yang mekanistik, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dalam Behaviorisme. Diantaranya adalah Ivan Pavlov (1849-1936) yang dikenal dengan eksperimen mengenai refleks bersyartat atau refleks terkondisi yang dilakukan terhadap anjing dengan mengeluarkan air liurnya, dan W. Mc. Dougall (1871-1939) yang terkenal dengan teori instink-nya
Aliran ini mengemukakan bahwa objek psikologi hanyalah perilaku yang kelihatan nyata dan menolak pendapat sarjana psikologi lain yang mempelajari tingkah laku yang tidak tampak dari luar atau tentang alam bawah sadar (Psikoanalisi) dan menentang aliran lain yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif (Introspeksionisme).
Belakangan kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia -kecuali instink- adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan
Konsep psikologi adalah gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang menyangkut tentang tingkah laku manusia dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-pengalaman yang dialami. Psikologi menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Psikologi dipelajari untuk lebih mengenal diri sendiri dan orang lain. Setelah mengenal diri maka dia akan berusaha menyesuaikan dengan orang lain.
2.Pengertian Psikologi
Psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan dalam bentuk tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan lingkungan yang ditinjau dari fungsinya sebagai subjek, Psikologi bukan mempelajari jiwa, karena jiwa bersifat abstrak. Maka mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku tersebut merupakan pencerminan jiwa meskipun bukan pencerminan jiwa secara keseluruhan.
3.Hubungan Psikologi Dengan Ilmu Lain
Psikologi dengan ilmu lain sangat berkaitan dan bersifat timbal-balik.
1. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Sosiologi : Suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.
Mead dan Mazhab mengisyaratkan adanya suatu kemungkinan yang menarik bagi apa yang dinamakan “psikologi sosial”. Artinya suatu psikologi yang memperoleh perspektif-prespektif dasarnya dari suatu pemahaman sosiologis tentang kondisi manusia
1. Hubungan Psikologi dengan Antropologi
Sejak setengah abad lalu, di Amerika dan Inggris telah berkembang berbagai penelitian antropologi yang dalam analisisnya menggunakan banyak konsep psikologi. Tiga masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi:
1. ‘kepribadian bangsa’
2. Peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat
3. Nilai universal dalam
4. Persoalan ‘kepribadian bangsa’ à sesudah perang Dunia ke-1 à hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan.
Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an : Ahli antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak, masa itu dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat.
Hampir semua penelitian yang mendalami “kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa kanak-kanak.
Misalnya: orang jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa kanak-kanak
à perkembangannya, saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.
1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik
Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam bidang politik, terutama yang dinamakan “massa psikologi”. Penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya, golongan tertentu pada khususnya. Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkahlaku yang berpegang teguh pada tuntutan masyarakat.
1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Komunikasi
Psikologi komunikasi : ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengndalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Menurut Rahmat, komunikasi adalah peristiwa sosial/ peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain.
1. Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi mempelajari kehidupan jasmaniah manusia dan hewan,yang bila dilihat dari segi materialnya, terdapat bidang yang sama dengan psikologi, hanya saja objek formalnya berbeda. Objek formal biologi adalah kehidupan jasmaniah (fisik), sedangkan objek formal psikologi adalah kegiatan atau tingkah laku manusia.Menurut Bonner, perbedaan psikologi dan biologi adalah sebagai berikut. Psikologi merupakan ilmu yang subjektif (karena mempelajari pengindraan dan persepsi manusia sehingga manusia sebagai subjek/pelaku) sedangkan biologi adalah ilmu yang objektif(karena mempelajari manusia sebagai jasad/objek).
1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Alam
Pada permulaan abad ke-19 psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam. Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen. Objek penelitian psikologi: manusia dan tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkembang. Objek penelitian ilmu alam : benda mati .
1. Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Filsafat : hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia. Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi.
1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati . Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan. Demikian watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologis.Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan.
4.Sejarah Psikologi dan Psikologi Sebagai Ilmu Otonom
1. Psikologi sebagai bagian dari filsafat.
Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat, sehingga objeknya tetap hakikat jiwa,sementara metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Uraian oleh para filsuf abad pertengahan umumnya berkisar seputar ketubuhan dan kejiwaan. Pandangan ini digolongan menjadi dua hal yaitu:
Pandangan monism
Pandangan bahwa antara ketubuhan dan kejiwaan(antara aspek psikis dan fisik) tidak dapat dibedakan karena merupakan suatu kesatuan.
Pandangan dualism
Pandangan bahwa antara ketubuhan dan kejiwaan pada hakikatnya dapat berdiri sendiri, meskipun disadari antara ketubuhan dan kejiwaan merupakan suatu kesatuan.
Ø Masa Yunani
o Psikologi Plato
o Psikologi Aristoteles
Ø Masa abad pertengahan
o Psikologi Rene Descartes
o Psikologi John Locke
o Psikologi Leibniz
Ø Masa Renaisance
o Psikologi George Berkeley
o Psikologi David Hume
2. Psikologi sebagai bagian dari ilmu Faal
Ø Masa Pasca Renaisance
o Psikologi John Stuart Mill
3. Psikologi sebagai ilmu Otonom
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri dikukuhkan oleh Wilhem Wundt pada tahun 1879. Untuk menjadi ilmu pengetahuan yang otonom, maka pengetahuan itu harus mempunyai syarat, diantaranya :
a) Mempunyai objek
b) Mempunyai metode
c) Sistematis
d) Mempunyai sifat Universal
5.Aliran Psikologi
v Strukturalisme
Menurut Jean Piaget, struktur itu sulit dikenali karena mencakup bentuk-bentuk yang beragam sehingga sulit menampilkan sifat umum dan karena “struktur-stuktur” yang dirujuk memperoleh arti yang cenderung berbeda-beda.
Struktur adalah sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem (sebagai lawan dari sifat unsur-unsur) dan yang melindungi diri melalui peran tranformasi-transformasinya,tanpa keluar dari batas-batasnya atau menyebabkan masuknya unsur-unsur luar. Sifat yang mencakup sebuah struktur yaitu: totalitas, transformasi, dan pengaturan diri.
Tokoh psikologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt. Berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah “struktur” yang terdiri atas keadaan mental yang sederhana.
Ciri dari psikologi strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atas proses kesadaran yang dipandang terdiri dari elemen-elemen dasar,serta usahanya menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran tersebut.
v Aliran Fungsionalisme
Menurut Ash-Shadr, Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan dalam pikiran,proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis.
Aliran psikologi fungsionalisme pada intinya merupakan doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas,berfikir, beremosi, memersepsi dan mengindrai adalah aktivitas-aktivitas dari sebuah organisme hubungan fisik dan lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting.
v Aliran Psikoanalisa (Psikologi Dalam)
Bapak Psikoanalis adalah Sigmund Freud.Teori Freud menyatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadianyaitu:
§ Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia/pusat insting yang berprinsip pada kesenangan sendiri.
§ Ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas didunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dan tuntutan rasional dan realistik.
§ Super Ego berisi kata hati yang berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai nilai-nilai moral, sehingga merupakan kontrol atau sensor terhadap dorongan-dorongan yang datang dari Id.
v Aliran Psikologi Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti “bentuk” atau “Konfigurasi”, “hal”, “peristiwa”, “pola”, “totalitas” atau “bentuk keseluruahan”.
Max Wertheimer (1880-1943) berpendapat bahwa dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah unsur-unsurnya melainkan Gestalt (keseluruhan) dan tisap-tiap bagian tidak berarti dan bisa mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan kesatuan.
v Aliran Behaviorisme
Behaviorisme adalah sebuah aliran yang didirikan John B Watson (1878-1958) pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objektif dalam arti harus dipelajari sebagaimana ilmu pasti atau ilmu alam. oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya dapat diteliti melalui metode instrospeksi yang dianggap tidak objektif dan tidak ilmiyah. kemudian aliran ini digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner (1904-1968) yang terkenal dengan eksperimen operant conditioning dengan tikus .
Menururut pandangan Skinner, kepribadian pada dasarnya adalah sebuah fiksi. Orang melihat hanya apa yang orang lain lakukan dan mengerti menyimpulkan sifat-sifat yang mendasari (motif, emosi, dan kemampuan) yang ada sebenarnya dalam fikiran pengamat tersebut. Dia amat yakin bahwa psikologi hanya memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh orang lain. Sedangkan disposisi dalam diri seseorang tidak dapat dipakai sebagai penjelasan yang adekuat untuk menjelaskan perilaku orang lain
Namun demikian, sebenarnya sebelum J.B Watson mengemukakan aliran psikologi ini, sejumlah filusuf dan ilmuan sudah mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia, berdasarkan pendekatan yang mekanistik, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dalam Behaviorisme. Diantaranya adalah Ivan Pavlov (1849-1936) yang dikenal dengan eksperimen mengenai refleks bersyartat atau refleks terkondisi yang dilakukan terhadap anjing dengan mengeluarkan air liurnya, dan W. Mc. Dougall (1871-1939) yang terkenal dengan teori instink-nya
Aliran ini mengemukakan bahwa objek psikologi hanyalah perilaku yang kelihatan nyata dan menolak pendapat sarjana psikologi lain yang mempelajari tingkah laku yang tidak tampak dari luar atau tentang alam bawah sadar (Psikoanalisi) dan menentang aliran lain yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif (Introspeksionisme).
Belakangan kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia -kecuali instink- adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan
kemajuan teknologi
Setiap bagian roda kehidupan manusia tidak pernah lepas dari unsur sosial dan budaya. Sepanjang kegiatan kehidupan manusia, aktivitasnya tidak terlepas dari kelompok manusia lainnya. Karena hal itu dikatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial karena memerlukan kehadiran dan bantuan serta peran serta orang lain. Sosial budaya ini tercermin pada kegiatan sekelompok manusia secara bersama-sama.
Hal-hal yang dikerjakan manusia, cara mengerjakannya, bentuk pekerjaan yang diinginkan merupakan unsur sebuah budaya.
Maka, aspek sosial ditinjau dari hubungan antarindividu, antar masyarakat serta aspek budaya ditinjau dari proses pendidikan manusia tersebut melalui materi yang dipelajari, cara belajarnya, bagaimana kegiatan belajarnya, bentuk-bentuk belajar serta pengerjaannya.
Pendidikan pada hakikatnya adalah kegiatan sadar dan disengaja secara penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan yang dilakukan secara bertahap berkesinambungan di semua lingkungan yang saling mengisi (rumah tangga, sekolah, masyarakat).
Masalah yang dibahas dalam bahan ini :
1. Sosiologi dan pendidikan.
2. Kebudayaan dan pendidikan.
3. Masyarakat Indonesia dan pendidikan.
4. Dampak konsep pendidikan di Indonesia.
PEMBAHASANNYA …..
Unsur sosial merupakan aspek individual alamiah yang ada sejak manusia itu lahir. Langeveld mengatakan “setiap bayi yang lahir dikaruani potensi sosialitas atau kemampuan untuk bergaul, saling berkomunikasi yang pada hakikatnya terkandung unsur saling memberi dan saling menerima (Umar Tirtarahardja, 2005:18).
Aktivitas sosial tercermin pada pergaulan sehari-hari, saat terjadi interaksi sosial antarindividu yang satu dengan yang lain atau individu dengan kelompok, serta antar kelompok. Di dalam interaksi ini ada keterkaitan saling mempengaruhi (Abu Ahmadi, 2003:13).
Langeveld dalam Abu Ahmadi menyatakan, tiap-tiap pergaulan orang dewasa (orang tua) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung. (2003:15).
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya, selain mempelajari cara manusia berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya serta susunan dan keterkaitan unit-unit masyarakat atau unit sosial dalam suatu wilayah (Made Pidarta, 2000:145). Dapat pula dikatakan ilmu ini merupakan analisa ilmiah terhadap proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, dua generasi yang memungkinkan generasi muda mengembangkan dirinya. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut SEKOLAH. Sekolah sengaja dibentuk oleh masyarakat agar pola dan kegiatan pendidikan semakin intensif (Umar Tirtarahardja, 2005:95).
Menurut Made Pidarta, pembentukan karakter berdasarkan interaksi sosial melalui empat bentuk :
1. Imitasi (peniruan)
2. Sugesti (meniru melalui himbauan atau paksaan) -
3. Identifikasi (meniru berdasarkan hal-hal kecocokan dalam diri subyek)
4. Simpati (meniru berdasarkan kesenangan)
menurut Karyono, pembentukan karakter manusia melalui interaksi sosial ditambahkan menjadi :
1. Empati
2. Introspeksi
Interaksi antar individu, antar kelompok, terjadi karena ada aksi dan reaksi (dalam fisika dinyatakan sebagai Hukum 3 Newton), yaitu hubungan antara gaya dua benda yang besarnya sama namun arahnya berlawanan. Interaksi ini terjadi dalam dunia persekolahan sebagai bagian kecil dari masyarakat pendidikan yang membentuk karakter peserta didik.
Dari interaksi sosial ini akan memunculkan budaya-budaya, seperti : budaya berpakaian, budaya bertingkah laku, budaya berkarakter, budaya belajar, budaya menulis, budaya mendengarkan, budaya mengajar, serta budaya-budaya yang lain yang terjadi dari interaksi sosial tersebut.
Nah, yang menjadi permasalahannya. Sebagai landasan pendidikan, peran dan pandangan sosial budaya dari kacamata Islam dan Kristen ~ sebagaimana aturan atau norma agama termasuk aturan yang mengikat keteraturan harmonisasi hubungan antar individu dan antar kelompok yang perlu dibahas serta dipertajam keberadaannya agar berbagai macam budaya dan latar belakang sosial yang dibawa oleh peserta didik tidak berbenturan.
Secara normatif benturan-benturan sosiokultural dapat di-enkulturasi dan di-asimilasi dalam Budaya Pancasila sebagaimana butir-butir sila yang ada dan sudah dijalan sejak dulu kala, namun perkembangan kemajuan, perkembangan zaman, perkembangan pergaulan masyarakat lokal, nasional, regional, global menuntut adanya peningkatan hubungan tersebut.
Aspek-aspek benturan antara nilai-nilai barat dan timur tidak dapat dihindari lagi, namun dapat disaring dan disesuaikan agar beresonansi dengan aspek sosial budaya yang sudah berakar dan berkembang di masyarakat Indonesia terutama dalam kaitannya dengan dunia pendidikan ini.
Sistem pendidikan Barat sangat menginginkan adanya pluralisme, keberanekaan aspek kehidupan boleh-boleh saja tetapi tetap satu saja tujuannya ~ bahkan ada yang menyatakan Agama itu berbeda-beda tetapi tetap saja sama hakikatnya. (Nah, inilah bahaya pluralisme tersebut). Adat istiadat dan budaya yang terserap dalam pluralisme itu yang perlu diantisipasi, untuk diselaraskan sebagian dengan nilai-nilai adat, aturan, norma yang sudah lama berlaku di masyarakat.
Sementara menurut falsafah negara Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, biarpun berbeda-beda tetapi tetap satu jua ~ menggambarkan adanya masyarakat pluralistis (memiliki sifat-sifat kemajemukan). Sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara, pemeluk agama Hindu dan Buddha serta Islam dapat bergandengan tangan, bersatu, bergabung membentuk cikal-bakal Negara Indonesia. Hingga zaman modern, Negara Republik Indonesia menyatakan di dalam UUD 1945 melindungi keberagaman agama dan aliran kepercayaan di Indonesia dengan berbagai macam perbedaan ritual, adat, budaya, dan lain-lain. Juga memberikan jaminan keamanan kepada berbagai suku daerah di Indonesia untuk berkembang dan mengembangkan budayanya dengan tetap menjaga stabilitas dan harmonisasi tanpa benturan yang mengarah pada konflik fisik dan cenderung kriminalis.
Hal-hal yang dikerjakan manusia, cara mengerjakannya, bentuk pekerjaan yang diinginkan merupakan unsur sebuah budaya.
Maka, aspek sosial ditinjau dari hubungan antarindividu, antar masyarakat serta aspek budaya ditinjau dari proses pendidikan manusia tersebut melalui materi yang dipelajari, cara belajarnya, bagaimana kegiatan belajarnya, bentuk-bentuk belajar serta pengerjaannya.
Pendidikan pada hakikatnya adalah kegiatan sadar dan disengaja secara penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan yang dilakukan secara bertahap berkesinambungan di semua lingkungan yang saling mengisi (rumah tangga, sekolah, masyarakat).
Masalah yang dibahas dalam bahan ini :
1. Sosiologi dan pendidikan.
2. Kebudayaan dan pendidikan.
3. Masyarakat Indonesia dan pendidikan.
4. Dampak konsep pendidikan di Indonesia.
PEMBAHASANNYA …..
Unsur sosial merupakan aspek individual alamiah yang ada sejak manusia itu lahir. Langeveld mengatakan “setiap bayi yang lahir dikaruani potensi sosialitas atau kemampuan untuk bergaul, saling berkomunikasi yang pada hakikatnya terkandung unsur saling memberi dan saling menerima (Umar Tirtarahardja, 2005:18).
Aktivitas sosial tercermin pada pergaulan sehari-hari, saat terjadi interaksi sosial antarindividu yang satu dengan yang lain atau individu dengan kelompok, serta antar kelompok. Di dalam interaksi ini ada keterkaitan saling mempengaruhi (Abu Ahmadi, 2003:13).
Langeveld dalam Abu Ahmadi menyatakan, tiap-tiap pergaulan orang dewasa (orang tua) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung. (2003:15).
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya, selain mempelajari cara manusia berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya serta susunan dan keterkaitan unit-unit masyarakat atau unit sosial dalam suatu wilayah (Made Pidarta, 2000:145). Dapat pula dikatakan ilmu ini merupakan analisa ilmiah terhadap proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, dua generasi yang memungkinkan generasi muda mengembangkan dirinya. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut SEKOLAH. Sekolah sengaja dibentuk oleh masyarakat agar pola dan kegiatan pendidikan semakin intensif (Umar Tirtarahardja, 2005:95).
Menurut Made Pidarta, pembentukan karakter berdasarkan interaksi sosial melalui empat bentuk :
1. Imitasi (peniruan)
2. Sugesti (meniru melalui himbauan atau paksaan) -
3. Identifikasi (meniru berdasarkan hal-hal kecocokan dalam diri subyek)
4. Simpati (meniru berdasarkan kesenangan)
menurut Karyono, pembentukan karakter manusia melalui interaksi sosial ditambahkan menjadi :
1. Empati
2. Introspeksi
Interaksi antar individu, antar kelompok, terjadi karena ada aksi dan reaksi (dalam fisika dinyatakan sebagai Hukum 3 Newton), yaitu hubungan antara gaya dua benda yang besarnya sama namun arahnya berlawanan. Interaksi ini terjadi dalam dunia persekolahan sebagai bagian kecil dari masyarakat pendidikan yang membentuk karakter peserta didik.
Dari interaksi sosial ini akan memunculkan budaya-budaya, seperti : budaya berpakaian, budaya bertingkah laku, budaya berkarakter, budaya belajar, budaya menulis, budaya mendengarkan, budaya mengajar, serta budaya-budaya yang lain yang terjadi dari interaksi sosial tersebut.
Nah, yang menjadi permasalahannya. Sebagai landasan pendidikan, peran dan pandangan sosial budaya dari kacamata Islam dan Kristen ~ sebagaimana aturan atau norma agama termasuk aturan yang mengikat keteraturan harmonisasi hubungan antar individu dan antar kelompok yang perlu dibahas serta dipertajam keberadaannya agar berbagai macam budaya dan latar belakang sosial yang dibawa oleh peserta didik tidak berbenturan.
Secara normatif benturan-benturan sosiokultural dapat di-enkulturasi dan di-asimilasi dalam Budaya Pancasila sebagaimana butir-butir sila yang ada dan sudah dijalan sejak dulu kala, namun perkembangan kemajuan, perkembangan zaman, perkembangan pergaulan masyarakat lokal, nasional, regional, global menuntut adanya peningkatan hubungan tersebut.
Aspek-aspek benturan antara nilai-nilai barat dan timur tidak dapat dihindari lagi, namun dapat disaring dan disesuaikan agar beresonansi dengan aspek sosial budaya yang sudah berakar dan berkembang di masyarakat Indonesia terutama dalam kaitannya dengan dunia pendidikan ini.
Sistem pendidikan Barat sangat menginginkan adanya pluralisme, keberanekaan aspek kehidupan boleh-boleh saja tetapi tetap satu saja tujuannya ~ bahkan ada yang menyatakan Agama itu berbeda-beda tetapi tetap saja sama hakikatnya. (Nah, inilah bahaya pluralisme tersebut). Adat istiadat dan budaya yang terserap dalam pluralisme itu yang perlu diantisipasi, untuk diselaraskan sebagian dengan nilai-nilai adat, aturan, norma yang sudah lama berlaku di masyarakat.
Sementara menurut falsafah negara Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, biarpun berbeda-beda tetapi tetap satu jua ~ menggambarkan adanya masyarakat pluralistis (memiliki sifat-sifat kemajemukan). Sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara, pemeluk agama Hindu dan Buddha serta Islam dapat bergandengan tangan, bersatu, bergabung membentuk cikal-bakal Negara Indonesia. Hingga zaman modern, Negara Republik Indonesia menyatakan di dalam UUD 1945 melindungi keberagaman agama dan aliran kepercayaan di Indonesia dengan berbagai macam perbedaan ritual, adat, budaya, dan lain-lain. Juga memberikan jaminan keamanan kepada berbagai suku daerah di Indonesia untuk berkembang dan mengembangkan budayanya dengan tetap menjaga stabilitas dan harmonisasi tanpa benturan yang mengarah pada konflik fisik dan cenderung kriminalis.
Langganan:
Postingan (Atom)